Indarung I dan Merawat Kebudayaan

 


Pabrik Semen Padang memiliki peran penting, tak hanya untuk Indonesia juga Asia Tenggara bahkan Belanda. Bagaimana tidak, pabrik semen padang pertama atau Indarung 1 merupakan  pabrik semen pertama di Asia Tenggara yang berdiri tahun 1910.


Indarung Heritage Sosiety (IHS) dan ASETI organisasi pemuda Indarung menginisiasi bagaimana pabrik Indarung satu kembali berfungsi dan dijadikan cagar budaya. Berdasarkan pengamatan penulis di lokasi gedung-gedung itu sudah menjadi besi berkarat dan ditumbuhi rerumputan liar. 


Di Indarung I tersebut hanya ada dua orang satpam yang bertugas, ketika pertama kali ke bekas pabrik tersebut penulis sempat berkeliling. Menyaksikan mesin tua, Lori (alat yang digunakan membawa bahan pembuat semen), juga cerobong asap. 


Saat ini Indarung I belum bisa diakses oleh masyarakat umum. Karena masih belum resmi, namun aktifasi budaya bisa digerakkan di tempat ini dengan mengurus izin. 


"Saat ini kita mendorong BPCP menjadikan kawasan Indarung 1 ini menjadi kawasan cagar budaya. Cagar budaya di sini tentu tidak hanya sekadar mengunjungi jejak sejarah pabrik ini secara artefaknya tapi ada aktivasi seni budaya yang berlangsung,"ungkap salah satu penggerak seni yang Asli Indarung juga ketua komite seni rupa dewan kesenian Jakarta, Aidil Usman beberapa waktu lalu. 


Aidil mengatakan bahwa perjuangan ini tidak bisa per individual, harus ada kebersamaan, peran serta masyarakat untuk mendorong ini disegerakan. Karena sudah selayaknya. Undang-undang cagar budaya itu kan mengatur, 50 tahun saja itu sudah menjadi heritage, sedangkan kawasan ini sudah lebih dari seratus tahun. 


"Itu harapan kita, ya semoga saja perjuangan ini akan bisa terwujud ya," harapnya. 


Tak hanya itu, IHS menargetkan Indarung I kurang lebih bisa seperti tambang Ombilin di Sawahlunto, sebab Indarung I  lebih besar dari itu. Tempat ini luasnya lima hektar lebih. 


Dengan jadinya pabrik Indarung I sebagai cagar budaya tentu akan berkontribusi ekonomi pada masyarakat sekitar. Karena setiap tempat kunjungan itu selalu terjadi transaksi apalagi ekonomi. 


Tak Terawat, Pabrik Indarung I Kerap Kali Terjadi Pencurian


Pabrik Indarung I memiliki luas sekitar 5 hektar. Sudah tidak berfungsi semenjak 15 tahun lalu karena alasan kondisi mesin yang tua. Semen Padang juga bereksmenpansi terus sampai Indarung 7.


"Ini Indarung pertama ya, induknya yang semennya digunakan untuk pembangunan seperti monumen Nasional (Monas)," kata Aidil. 


Aidil dalam keterangannya juga mengungkapkan bahwa di kawasan ini sering terjadi pencurian. "Hal ini disebabkan kurangnya penjagaan serta Pengelola an yang kurang baik," ujarnya. 


Ia berharap dengan dijadikannya Indarung 1 sebagai cagar budaya ke depan tentu akan lebih terjaga lagi. Namun tidak mudah, kita butuh pembiayaan besar kita butuh revitalisasi. Dalam hal ini masyarakat perlu mendorong bagaimana kawasan ini bisa menjadi cagar budaya. 


Jika terwujud nantinya, akan ada mini teater, ada arena dan kita memanfaatkan ruang-ruang yang ada di sini semaksimal mungkin. "Sangat mungkin banyak ruang, ada galeri, kafe, kuliner, wahana bermain anak, dan aktivasi seni kebudayaan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan industri kreatif akan lahir di sini," jelasnya. 


Kantor nanti bisa dialihfungsikan jadi galeri, ruang UMKM atau apa gitu, intinya lebih bermanfaat. Nah untuk mempertanggungjawabkan Indarung satu menjadi cagar budaya makanya ada Indarung Heritage Sosiety. 


"Semoga IHS akan mengampu rencana-rencana kerja di sini nantinya. Kita sudah berbadan hukum secara legal. akan menjadi industri kreatif menjadi heritage dengan sejarahnya semen padang yang memiliki kontribusi besar terhadap Kota-Kota besar kosmopolitan Asia,"harapnya.


Masyarakat pun sangat mendukung, juga membantu. Tanpa dukungan masyarakat ini tidak akan pernah ada pastinya. Jadi bukan kebijakan domain industri semen Padang sendiri, tentu ini wilayah bagaimana keinginan masyarakat ingin kan ini jadi cagar budaya karena untuk merawat kebudayaan itu kita tidak bisa melipat sejarah.


Sejarah itu harus dihidupkan itulah heritage itu, untuk melihatkan ke generasi, anak cucu, bagaimana ini tumbuh dan berkembangnya kehidupan. 


Dalam memperjuangkan upaya tersebut kami sudah melakukan zoom meeting dengan Dinas kebudayaan dan BPCB juga serta stakeholder dan arsitek untuk bangunan ini tanpa menghilangkan bentuk aslinya. Kerjasama ini secara konprehensif harus dimaksimalkan. 


Workshop Seni dan Pabrik, Satu Bentuk Pengaktivasian Indarung 1


Cikini Art Stage bekerjasama dengan organisais pemuda Indarung ASETI dan IHS (Indarung Heritage Society) dan didukung kementrian Pendidikan kebudayaan serta Semen Padang menggelar workshop Seni dan Pabrik. Sebanyak 35 pemuda dari berbagai daerah di Sumatera Barat mengikuti workshop yang memiliki beberapa bidang seni. 


Dengan tema Merawat Warisan Menjaga Kebudayaan, workshop dilakukan selama tiga hari, 11-13 Desember 2020. Mengundang seniman lintas disiplin dan lintas generasi, yakni Piter Salayan (musik), M Aidil Usman (seni rupa), Jefriandi Usman (tari), S Metron M (teater), Heru Joni Putra (sastra) dan M Ikhsan (multi media) sebagai pengampu materi.


"Workshop ini merupakan cara kita untuk mendistribusikan pengetahuan karena waktu tempat ini kita inisiasikan sebagai tempat budaya tentu ada isi dan kontennya. Semoga teman-teman yang ikut workshop di sini akan mengekspresikan karya-karyanya di sini," harap Aidil. 


Saat itu, peserta diberi materi di bidang yng dipilihnya dan di akhir karya mereka disatupadukan. Tak lupa di hari tersebut juga ditampilkan randai dan silat di slah satu gedung bekas pabrik semen padang. 








Komentar