f:Google
Averous, namaku Azura Nafisa.
Terlahir dari mimpi yang menjadi nyata. Hadirku karna jemari seseorang yang ku
sebut Lova. Kisah kita akan sangat panjang karna ia akan senantiasa megabadikan
nama kita melalui keybord notebooknya.
“Azura? Atau Nafisa aku boleh
menyebutmu?”
Panggil saja yang mana membuatmu
ringan. Aku tak banyak mau bercerita biarkan Lova yang menentukan takdir kita
Averous.
“Dari mana kau tau namaku? Itu
sangat membuat aku berharga.”
Kata Lova, namamu Averous, seseorang
yang membuatnya terinspirasi. Ia ingin menyandingkan namaku dengan namamu. Apa
kau keberatan?
“Tentu tidak Azu, adam saja
membutuhkan hawa dalam hidupnya. Apa jadiya hidup adam tanpa ada hawa. Mereka
adalah dua hal yang diciptakan untuk saling melengkapi. Meski banyak yang
mengatakan kalau hawa adalah pelengkap saja namun aku tidak setuju. Meski hawa
tercipta dari tulang rusuk adam namun ialah penyebab kita ada sekarang ini.
Dosa yang dikatakan orang disebabkan hawa merupakan anugrah terindah untuk kita
syukuri. Toh semua ada di kitapNya.”
Azu? Aku suka medengarnya Ave.
Mengenai penjelasanmu tentang adam danhawa akujuga setuju. (Tersenyum)
“Apa yang kusaksikan barusan Azu?
Keindahannya mengalahkan imajinasiku tentang surga yang pernah di tempati Adam.”
Ave, maksudmu apa? (Bingung)
“Cobalah tersenyum seperti tadi Azu,
lihatlah bayanganmu di air ini.” (sambil membawakan air dalam wadah air)
Azu melalakukanapa yang diminta Ave.
Ia masih bingung tak dilihatnya keindahan yang ikatakan Ave. Ave, mana
keindahan yag kamu maksud? Tanya Aazu..
“Biarlah jika kamu tak melihatnya.
Karna tak semua mata yang bisa melihat sesuatu yang tersimpan di baliknya.” Ave
tersenyum dan melambaikan tangan. Hanya punggung Ave yang terlihat beberapa
detik kemudian ia telah berlalu. Azura masih bingung apa yang dimaksud
keindahan oleh Ave.
Tak semua yang orang fikirkan yang
kita ketahui maksudnya Ave.
(Be
continiu ... .)

Yuhuuuu... keren Lova :-)
BalasHapuskeren aja kak?
BalasHapusapa yang harus diperbaiki kak?