YANG TERLUPAKAN




f:istimewa

Debu menyelimuti rasa yang kini tuli sebab para singa-singa hutan melahap rusa-rusa tanpa ibu, melahap sampai tiada bekas, tinggal beberapa tetes darah kian usang perlahan hilang.
Debu itu kian lama menjadi pekat, angin kehilangan tenaga tiupan-tiupan, layaknya setetes air yang jatuh di derasnya sungai waktu.
Denyut jantung meradang, jika debu itu saling berpeluk bagai semen dengan air, musnahlah cita-cita cahaya untuk sekadar mengintai rasa.
Wahai singa ! perut laparmu, bayi-bayimu tak merengek , nyenyak berselimut cintamu, dengarlah! Mereka bayi-bayi kijang yang terkena busung lapar berbadan kurus berperut buncit, mereka yatim dan hanya menghitung detik menjadi tanah, lupakah engkau raja hutan? Tanah itu adalah tempatmu kembali jua.

Padang, 19 April 2016
Pernah terbit di buku antologi puisi bersama yang diadakan oleh Facebook

Komentar