DI MANA KAU ALAMATKAN RINDU




 f: Google
Detik terus menderit, menemukan serpihan hati yang tertinggal dalam kenangan yang enggan untuk dibuka. Ku rasa ia telah basi dan beku, namun katanya kenangan itu beranak pinak. Melahirkan generasi rindu yang memakan senja di laut merah.
Harus berapa kali aku membacakan surat lusuh yang kau kirim? Saat mataku telah mulai membeku di ujung malam panjang yang kau sebut penantian. Hanya sisa sehabis makan malam yang dihiasi hujan dan kedinginan menemani .
Adakah wanita yang kau namai kejora yang mampu tandingi rasaku? Rasa yang tak punya ujung bahkan tepi. Yang kau akan pahami segala gejolak yang membara akan hadirmu di setiap mimpi surgaku.
Duri-duri yang tertusuk pada sekeping hati yang lemah ini, akan membekas dalam. Sedalam lautan samudra cinta yang merajai keakuanku. Kau tau hati ini telah ku waqafkan hanya untukMu. Namun, dengan segala cara ia rebut dengan rayuan maut bertopeng cinta.
Aku bosan dengan gerimis tangis yang kau hadiahkan. Aku  tak suka dengan sarapan pilu yang kau sajikan. Biarkan kunikmati bubur campur nano-nano yang kau kirimkan. Hidup ini hanya sebuah alasan untukku dapat merasakan bahwa Ia penuh kasih sayang. Aku menyerah pada waktu, yang memakan usia, menelan masa mudaku, sehingga yang kau lakukan hanya bernilai nol besar.
Untuk sebuah nama yang mengaku rindu, dimana kau alamatkan sepotong hati yang berbungkus setia? Apakah akan menjadi sejarah tua di museum-museum?  Ataukah akan menorehkan tinta emas dalam selembar kertas putih hidupku?  

Komentar