Pertama kali membaca novel
karya Ernest ini membuat saya begitu mengagumi sosok lelaki tua yang
diceritakannya. Pada halaman sepuluh ernerst mengatakan bahwa leaki tua itu
telah melewati 84 hari tanpa berhasil mendapat seekor ikan pun. Santiago
namanya. Dengan usia yang renta ia memiliki kegigihan, tekad dan perjuangan
yang tak boleh kandas oleh usia yang tua serta kesabaran yang berbuah manis.
Ada banyak nilai yang kita peroleh dari novel ini diantaranya:
1. Perjuangan
“Apa pun yang
berkaitan dengannya terkesan tua, kecuali matanya. Sepasang mata itu sewarna
dengan laut tampak riang dan tak terkalahkan.” (halaman 11) dari kutipan ini
jelas sekali dalam hidup kita harus berjuang. Perjuangan tak boleh berhenti
walaupun usia tidak muda lagi.
“Tapi aku tahu
banyak trik dan aku juga punya tekad yang besar.” (halaman 28) nah, dari kutipan ini secara tersirat
pengarang menggambarkan bahwa dalam kehidupan kita tak hanya memiliki kekuatan
saja, tapi juga ilmu pengetahuan serta kemauan yang akan mewujudkan keinginan
kita.
“Aku terlalu
tua untuk memukuli hiu hingga mati. Tapi aku akan mencobanya karna aku punya
dayung dan pemukul pendek dan pasak kemudi.” (halaman 144) orang yang tak mau
menyerah sanagt patut kita contoh.
2. Sosial
“Lelaki tua itu menatapnya dengan matanya yang terbakar mentari,
namun tatapannya penuh percaya dirisekaligus rasa sayang.” (halaman 15) pada
kutipan ini nialia sosial yang terjalin antara si lelakitua dengan anak kecil
yang membantunya.
“ tak seharusnya seseorang sendirian di usia tuanya.” (halaman 60)
Kutipan ini menjelaskan bahwa siapapun membutuhkan orang lain terhadap hidupnya
apalagi orang tua. Tak seharusnya ia masih bergelut dengan ombak dan gelapnya
laut seorang diri.
3. kasih sayang
Kasih sayang tak hanya pada manusia juga pada makhluk lain.
Pengarang menggambarkan rasa yang harus ada di hati manusia. Seperti lelaki tua
yang memiliki rasa iba pada ikan yang telah dipancingnya pada kutipan “Lalu ia
mulai iba pada ikan besar yang dipancingnya.”
(halaman 60).
4. Religius
“Terima
kasih tuhan, hewan ini tak sepintar manusia meskipun mereka memiliki kekuatan
yang lebih.” (halaman 80) si lelaki tua masih bersyukur dengan kemudahan yang
ia peroleh.
“Aku
memang tak taat agama. Katanya” (halaman 82). Ia menyadari bahwa ia bukan umat
yang taat tetapi ia masih percaya bahwa tuhan maha pemberi. Sehingga ia memohon
doa pada tuhannya.
5. Estetika adalah salah satu cabang filsafat yang membahas keindahan. Estetika merupakan ilmu membahas bagaimana keindahan bisa
terbentuk, dan bagaimana supaya dapat merasakannya. Dalam novel Ernest ini nilaiestetika begitu tampak pada kutipan
berkut “Hanya sesaat sebelum gelap, ketika mereka melintasi sekumpulan laut
sargassoyang teranyam dan berayun di laut yang terang...” (halaman 92)
Nilai estetika lain terdapat pada kutipan berikut ini “Bulan tidak
muncul hingga larut, membuat ia bingung menaksir waktu.” (halaman 96)
6. keteguhan/kesabaran
“ Tidak parah, katanya. Dan rasa sakit bukanlah masalah seorang
laki-laki sepertiku.”(halaman 108). Jelas pada kutipan ini kesabaran si lelaki
tua terhadap ujian yang harus ia lewati. Mengajarkan pada kita bahwa jangan
mengeluh pada cobaan yang kita dapati sebaiknya bersabar.
Pada kutipan lain ia meneguhkan dirinya “Tetap tenang dan kuatlah,
lelaki tua,ucapnya menenangkan diri.” (halaman 116)
7. Bersahabat dengan diri sendiri
Ini terdapat pada kutipanberikut “ Ayo kepalaku kau harus bisa
berpikir jernih . dengan suara lirih yang hampir tak didengarnya. Kau harus
jenih.” Yang mengerti dengan diri kita adalah diri kita sendiri dan tuhan. Maka
dari itu bersahabatlah dengan diri sendiri.
Akhir
dari cerita ini merupakan perjuangan lelaki tua yang bertekad dan berkemauan
tinggi serta segala keterbatasan yang membuatnya berhasil sampai ke tempatnya
lagi dengan semua penderitaan yang akan menjadi pelajaran bagi si bocah. Maupun
pembaca.

Komentar
Posting Komentar