Cerita di balik Seragam

 Ku tulis cerita singkat ini, ketika kenangan menyergapku dalam alam bawah sadar semalam.

            Apa kamu masih ingat, ketika seragam memiliki peran penting untuk hari-hari yang kita lalui? Dengannya kita ukir sebuah kenagan yang tak akan renta dalam ingatan, meski telah lama terperangkap dalam penjara keakuan masing-masing.Aku rindu, saat kita menghabiskan hari dengan kitap-kitap tak berambut itu. Masih jelas dalam naluri saat kau mengeja huruf demi huruf, ketika kita lupa apa undang-undang isim mansub yang banyak itu. Apa kau masih ingat tentang i'rab empat belas itu? tentang tanda isim, fiil, dan huruf?...

             Aku memelihara rindu itu, ingin rasanya kembali ke rumah yang mana kita melangkah sekarang tidak lepas dari tuntunannya. Sebagai seorang anak, apa yang hendak kita perbuat untuk orang tua kita yang merajut tali ilmu menjadikan kita generasi yang berfikir lebih baik.
             Untuk seorang ayah(para ustad), yang menegur dikala kita memilih memejamkan mata saat kondisi tidak bersahabat, begitu lemah lembut, juga untuk ibu(ustadzah) kita yang mencurahkan segala kemampuannya, untuk kita dapat  mengukir prestasi demi prestasi. kadang serasa begitu tegas dan penuh semangat tak lain hanya untuk masa depan kita.
            Apa kabar wahai seragam biru hitamku? apa kabar seragam putihku? Karena kita tak lagi bersama aku harap masih ada dan kan terus ada rasa yang dulu. Masih kekal dalam hati betapa indahnya menghirup udara dalam gelap, saatku langkahkan kaki menikmati sajian kitab fiqh dari ayah yang tak kenal lelah, meski siang ia bekerja dan malam meluangkan waktu beristirahatnya untuk kita.
            Masihkah ada tawa yang terurai dari bibirnya? Bagaimana dengan adik kita yang sekarang juga merasakan hal yang sama dengan kita dulu? aku rindu seragam itu, aku rindu dengan suasana itu, dan aku ingin membuat orang-orang luarbiasa itu senang karna pernah membesarkanku dan mendidikku.
            Tiada hal yang mampu ku perbuat sekarang, mungkin nanti ketika waktu telah bersahabat dengan kita. Akan ada saatnya kita berbagi, cerita melepaskan rindu, dan bernostalgia, serta melangkah ke depan menuju impian kita bersama.






          
                                                                            










Komentar