Begitu cantik domba-domba menari sore itu, berikan pemandangan
indah di pelupik mata serigala, putih bulunya mengisyaratkan kemurnian jiwa
yang bersemayan dalam dada tak heran jangankan serigala para domba jantanpun
menaruh raa yang membabi buta lupa bahwa domba betina itu adalah kaumnya yang
seharusnya mendapat perlindungannya, lupa bahwa jika domba betina akan binasa
oleh keinginan dan kenikmatan semata.
Aku menjelma menjadi tumbuhan putri malu saat mereka menyentuh aku
menunduk tak mau seorangpun memandangku ataupun merayuku kesah yang
diisyaratkan domba-domba betina belia itu atas kebejatan serigala berbulu domba
jantan mengintai, saat si belia lengah dia terkam layaknya mangsa tak hanya
merenggut yang namanya kesucian juga berperan seperti Izrail hadiahkan berita
duka pada wanita-wanita tua yang bemimpi indonesia akan memeliki penerus Ibu
Pertiwi mempersembahkan domba putih belia dengan jasad tak bernyawa memecah
airmata.
Semenjak kapan serigala mempunyai jenis kelamin banci? Buaya saja
yang terkenal buasnya tak mau memakan bayi-bayi penyu yang menyebrang di
hadapannya bahkan dengan rasa kasih menolong supaya sang bayi penyu cepat
sampai lautan, O Serigala banci mencari cangkul untuk menyiksa domba belia,
Dimanakah gigi tajammu? Kuku-kukumu ? sehingga untuk menerkam domba belia kau
membutuhkan cangkul.
Penjara bawah tanahpun rasanya tak cukup untuk kekejamanmu kini
Benderaku berdarah merah entahlah mereka menyebutku negara tak berperi
kemanusiaan, apakah ini salah serigala itu? Apakah ini salah domba belia itu?
Atau ini adalah salahku?apa gunanya mencari siapa yang salah aku mau benderaku
seperti dulu sang saka Merah Putih , dimana keberanian dan kesucian bersatu.
Padang 05 Juni 2016
Laila Lova

Komentar
Posting Komentar