JIKA TAKDIRKU




Bianglala sehabis hujan hari ini tak kunjung bertamu, hari ini begitu berbeda tak ada tawa tak ada canda hanya kebekuan menggigilkan suasana setelah kejadian tadi pagi, bulir cairan bening tak lagi mampu di bendung oleh mata sang kejora akhirnya berderai juga membasahi paras Ayu Azura .
Zuraaa.... suara lembut gadis berhijab menutup tubuhnya sebut saja Vee sahabat sejati Zura yang senantiasa menghapus air matanya, melukis senyuman di wajah Zura. Vee dan Zura layaknya sepasang mata yang berkedip bersama dan mengatup juga bersama .
“ Ada apa, vee?” tanya Zura.
“Ini Ra, sambil menyodorkan diary biru yang sangat tebal dan unik apalagi dengan kuncinya yang berbentuk hati”.
“Ini diary yang kita beli setahun lalu kan?” “ Kamu udah penuh ya isinya waaaaw kamu memang penulis sejati ” ujar Zura .
Vee tersenyum dan berkata “iya dong ra hehehehehe.....” ciri khas tertawanya vee memecah suasana menjadi lebih menyenangkan. Dengan penuh rasa penasaran zura kembali bertanya pada vee. “ vee kenapa ngasih diarymu untukku?”
Vee tak menjawab apa-apa , namun ia memberi isyarat pada zura ada seseorang di belakang zura sepertinya mau berbicara pada azura, vee kembali tersenyum dan setelah zura berbalik badan ternyata Averous , sang pemilik mata elang yang berhati malaikat, wajahnya memang enak di pandang ,menawan juga rupawan entah siapa ibunya sehingga mempunyai anak yang hampir mendekati kata “sempurna” atau mungkin ibunya adalah wanita yang berasal dari kayangan atau ayahnya adalah keturunan nabi Yusuf  ra .
“Assalamualaikum Azu.” Nada suara yang membuat zura gemetar “ waalaikumussalam vero” jawab zura dengan agak tergesa-gesa dan memandang ke belakangnya , betapa terkejutnya zura karna tak ada vee, “vee kemana” berbicara dalam hati. Vero tersenyum simpul dia tahu kalau zura suka geregetan jika berbicara dengan lawan jenis, “gini lo azu, vero mau  bilang kalau surat yang azu terima kemarin itu adalah tugas vero yang di suruh sama dosen fina jadi boleh vero minta lagi?” “Surat?” Sambil mengerutkan keningnya.
“Iya azu, itu lo yang  di map biru azu” sambil menunjuk ke arah barang bawaan zura.
“Ooo,,, ini bukan milik vero surat ini milik vee” jawab zura.
“Tidak azu itu milik vero yang vero titip sama vee kemarin” percaya dech kalau azu gak percaya azu boleh menceknya sekarang. “ya dech” zura membuka mapnya ternyata yang di katakan vero benar itu punya vero , kok bisa ya,,,? Ujarnya dalam hati.
“Bagaimana azu punya vero kan ?” Zura kelihatan malu dan gugup kenapa surat itu bisa ada di dalam mapnya pada hal tadi pagi dia sudah melihat dengan mata kepalanya bahwa itu surat vee yang akan di kirim kpada ibunya di kampung.
“jadi vero boleh ambil ya” ucap vero. “oh tentu” jawab zura sambil menyodorkan surat tersebut. “vero pergi dulu ya assalamualaikum azu” “waalaikumussalam myheart vero” “apa?” tanya vero. “tidak tidak bukan apa-apa vero hati-hati sambil tersenyum” “ ya azu”.
Kejadian amat memalukan, kenapa tidak zura merasa hari itu bagaikan hari yang sangat membuat dia terkesan dan semakin menyukai sosok vero  adalah impian masa depan zura sudah ia bayangkan menjadi makmum di setiap sujudnya,mengayomi juga melindunginya namun itu tampak menjadi mimpi indah semata apalagi di tambah rasa curiga zura sepertinya vero dan vee sudah saling mengenal dan sekarang mereka pergi meninggalkan zura .
Hari demi hari yang dilewatinya terasa hambar, “entah kemana vee, vero apa mereka memang  meninggalkanku demi vero apakah arti sahabat yang sering di umbarnya dulu, setelah ku ceritakan perasaanku tentang pencuri hatiku malah ia berkhianat , ia tau aku mengidamkan vero namun kenapa vee kenapa ?”ujar zura. Pertanyaan demi pertanyaan semakin menggunung di benak zura dan ia ingat bahwa vee pernah memberikannya diary dan langsung ia bac diari tersebut dengan tergesa-gesa.
Jum’at, 24 Juli 2015
Hari ini genap usiaku 21 tahun juga genap persahabatanku dengan Azura Nafissa 14 tahun , Selamat ulang tahun vee dan selamat juga ra atas persahabatan kita ,aku harap kita bersahabat sampai kapanpun, ammmmiiiiiin.
Membaca diary pertama itu zura masih di kuasai oleh emosinya namun, ia tak berhenti di situ ia baca lembar demi lembar hingga sampai ia mengerutkan keningnya.
            Sabtu, 12 September 2015
Zura,, maafkan aku aku tak mau membuatmu sedih dengan penyakit yang kualami ini, semenjak aku kelas lima SD aku sering pusing namun tak ku hiraukan , aku sering merasa ada yang berbeda dengan perutku ,aku tak pernah bilang kepada siapapun termasuk ibuku aku tak ingin ia banyak pikiran apalagi aku mempunyai 5 orang adik yang mesti ia sekolahkan , aku sadar tanpa adanya ayah di keluargaku ibukulah yang jadi tulang punggung keluarga, makanya aku tak sanggup mengatakan sakitku ini.
Minggu lalu aku coba memberanikan diri untuk datang ke rumah sakit mengecek keadaanku yang semakin hari makin melemah, di sana aku di periksa dokter ahli bagian dalam ternyata setelah diperiksa aku di vonis tumor ,namun aku tak percaya dengan hal itu aku lari sambil menagis tak sengaja aku menabrak seseorang ternyata itu vero, dalam kondisi seperti itu vero tak langsung menenangkanku karna ia tau kalau aku tak mau di sentuh yang bukan mahramku , ia memanggil ibunya yang kebetulan seorang dokter .
Membaca diary itu zura tak bisa lagi menahan tangisnya ,ia merasa bukan sahabat yang baik kenapa ia tidak tahu kalau sahabatnya sakit parah, ia membaca dan membalik halaman demi halaman sehingga sampailah ia pada akhir tulisan vee.
Kamis, 1 oktober 2015
 Zura sahabatku, mungkin ini adalah tulisan terakhirku karna semua anggota tubuhku bilang ia rindu pada tuhan jadi kamu tidak boleh sedih ya,,,, aku mau menemui cinta sejatiku di surga .
Ooo iya aku titip kakak angkatku (vero) sama kamu ya aku senang kamu bilang kalau kamu menyukai kakakku, artinya cinta kakakku tidak bertepuk sebelah tangan tapi, ada tapinya lo ra kamu gak boleh pacaran ya,,, ta’arufan aja dulu atau mau kepelaminan langsung boleh deh hahahah.
Kamu sudah baca semua diariku kan ra jangan nangis lagi , aku gak ninggalin kamu kok aku selalu ada di hatimu gak percaya coba rasakan ra  ... maaf ya sayang ini perpisahan kita di dunia insyaallah nanti kita ketemu di surga..
Jaga ibu angkatku juga ya semoga kamu jadi menantu yang baik nanti, o ya shalatnya berjamaah ya cie cie cie yang jadi makmumnya vero hehehehe ....Zura mengahapus air matanya yang hampir membasahi hijabnya, kepergian vee bukan ke luar negri tapi ke kampung abadi , menemui sang kuasa yang memiliki takdir yang luar biasa.Ia bergegas menghubungi keluarga vee dan langsung ke makam vee ynag sudah sebulan tidur di tempat pembaringan terkhir itu.
            “Aku menyesal vee maafin aku yang berfikir tidak-tidak tentangmu juga vero” kata zura sambil menangis. The end

Pernah di terbitkan dalam buletin Murai (buletin magang SKK GANTO)


Komentar